MANAJEMEN OPERASIONAL
· Sumber
Daya Manusia Dan Design Pekerjaan
· Strategi
Layout Dan Material Handling
Di Susun oleh :Vivi Apriani 2013110073
Bab 7 Sumber Daya Manusia Dan Design Pekerjaan
7.1.Tujuan strategi SDM
Beberapa
pakar MSDM memberikan pandangan yang beragam tentang MSDM. Schuler, Dowling, Smart dan Huber (1992: 16),
menyatakan bahwa: Human resources
management (HRM) is the recognition of the importance of an organization’s
workforce as vital human resources contributing to the goals of the
organization, and the utilization of several functions and activities to ensure
that they are used effectively and fairly for the benefit of the individual the
organization, and society.( http://emiidawson.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemen-sumber-daya_3171.html).
Di samping itu, (Heizer
dan Render.2005,P.500) menyatakan bahwa tujuan strategi SDM adalah “to manage the workforce and designing jobs
so that people can be empowered to effectively and efficiently”.
Suatu
ketika De Cenzo and Robbins (1996:8), yang menyatakan bahwa: “human resources management is the part of
the organization that is concerned with the “people” or human resources aspect
of management position, including recruiting, screening, training, rewarding,
and appraising.(http://emiidawson.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemen-sumber-daya_3171.html).
Ditambah dengan pendapatnya
Werther and Davis (1996:18), menyatakan bahwa: “Human resources management is a system that consists of many
interdependent activities. http://emiidawson.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemen-sumber-daya_3171.html).
Milkovich and Boudreau
(1997:2), mendefinisikan bahwa “human
resources management is series of integrated decisions that form the employment
relationship, their quality directly contributes to the ability of the
organization and the employees to achieve their objectives”. http://emiidawson.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemen-sumber-daya_3171.html).
Secara
ringkas pernyataan para pakar di atas pada dasarnya menyatakan MSDM itu
merupakan penggunaan SDM untuk mencapai tujuan organisasi seperti dikemukakan
Mondy, Noe and Premeaux (1999:4), mengemukakan bahwa “Human resources management (HRM) is the utilization of human resources to
achieve organizational objectives”. http://emiidawson.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemen-sumber-daya_3171.html).
Definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen sumber daya
manusia adalah pemanfaatan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
organisasi.
Adapun pemanfaatan SDM
tersebut harus didasarkan kepada program dan kebijakan yang diambil seperti
dikemukakan oleh Haris (2000:4) menyatakan bahwa “Human resources management as programs, policies, and practices for
managing an organization’s work force”. http://emiidawson.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemen-sumber-daya_3171.html).
Berbagai definisi mengenai tujuan strategi sumber daya
manusia. Seperti yang di kemukakan oleh Schuler, Dowling, Smart Dan Huber
(1992: 16), “Pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia
yang berkontribusi terhadap tujuan organisasi, dengan memanfaatkan fungsi dan
kegiatannya agar mereka digunakan secara efektif dan adil untuk kepentingan bersama.
Di Samping itu,
(Heizer Dan Render.2005, P.500) menyatakan bahwa komposisi pengembangan strategi
SDM Adalah "untuk mengatur dan merancang ataupun mengelola tenaga kerja
beserta pekerjaannya agar SDM diberdayakan secara efektif dan efisien".
Suatu Ketika
De Cenzo dan Robbins (1996: 8), dalam bukunya menyatakan bahwa: "Manajemen
SDM merupakan bagian organisasi yang berhubungan dengan" orang "atau
aspek SDM dari posisi manajemen, termasuk diantarnya termasuk pelatihan,
penghargaan , penilaian dll.
Dari berbagai definisi di
atas dapat di simpulkan bahwa tujuan strategi SDM adalah untuk memanajemenkan
antara tenaga kerja dengan pekerjaanya disertai dengan pelatihan, penilain
maupun penghargaan agar mereka digunakan secara efektif dan adil untuk
kepentingan bersama.
7.2.Kendala Dalam SDM
Menurut pendapat Heizer dan
Render (2005,P.501) kendala-kendala dalam SDM yaitu:
1.
Bauran produk dapat menentukan apakah
tenaga kerja yang ada berupa tenaga kerja musiman/tetap.
2. Teknologi,
peralatan dan proses mungkin memiliki implikasi pada keamanan dan kandungan
pekerjaan.
3. Keputusan
lokasi mungkin memiliki dampak pada lingkungan kerja dimana para karyawan
bekerja.
4.
Keputusan tata letak, seperti lini
perakitan/sel kerja akan mempengaruhi kendala pekerjaan.
7.3.Perencanaan Pekerjaan: Employment Stability Dan Work
Schedules
Berbagai
definisi para ahli mengenai perencanaan pekerjaan, misalnya seperti pendapat
Heizer dan Render (2005,P.502) yang menyatakan bahwa perencanaan tenaga kerja
menentukan kebijakan karyawan yang berkaitan dengan kestabilan kerja dan jadwal
kerja.
I.
Kestabilan tenaga kerja, berkaitan
dengan jumlah karyawan yang dipertahankan oleh sebuah organisasi pada suatu
waktu tertentu. Terdapat dua kebijakan dasar yang berkaitan dengan kestabilan
diantaranya ialah ikuti permintaan dengan tepat dan menjaga jumlah karyawan
secara konstan.
II.
Jadwal kerja, terdapat empat sistem
jadwal kerja yaitu:
·
Jadwal kerja standar
·
Flextime: membolehkan karyawan untuk
menentukan jadwal kerja mereka sendiri.
·
Minggu kerja yang fleksibel
·
Status paruh waktu
Di dalam
bukunya Andrew E.Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa: “Perencanaan sumber daya
manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses menentukan
kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar
pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana organisasi”. http://ilmunya-mm2012.blogspot.com/2013/01/perencanaan-sdm.html.
Ditemukan dalam tulisan George
Milkovich dan Paul C. Nystrom (Dale Yoder, 1981:173) mendefinisikan bahwa “Perencanaan
tenaga kerja adalah proses peramalan, pengembangan, pengimplementasian dan
pengontrolan yang menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai,
penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat, yang secara otomatis lebih
bermanfaat”. ”. http://ilmunya-mm2012.blogspot.com/2013/01/perencanaan-sdm.html
Berbagai pendapat mengenai perencanaan SDM/perencanan
pekerjaan. Seperti yang di kemukan oleh Heizer dan Render (2005,P.502) bahwa
perencanaan tenaga kerja akan mengatur kebijakan karyawan menyangkut kestabilan
dan jadwal kerja yang efesien.
Jika
ditambahkan dengan pendapatnya Andrew E.Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa: perencanaan
SDM adalah sebuah proses untuk mengatur antara tenaga kerja dan kebutuhannya.
George
Milkovich dan Paul C. Nystrom (Dale Yoder, 1981:173) telah mendefinisikan bahwa
perencanaan tenaga kerja merupakan proses manajemen dalam mengatur, mengembangkan,
mengontrol serta meramalkan dan mengimplementasikan antara jumlah karyawan
dengan penempatannya secara benar beserta waktu yang tepat dan bermanfaat.
Jadi kesimpulan perencanaan pekerjaan adalah pengaturan antara pegawai kerja dengan tempat,
proses maupun waktu kerjanya agar suatu pekerjaan dapat berjalan dengan
efisien.
7.4.Design Pekerjaan: job specialization, job expansion, job
enlargement, job enrichment, job rotation, dan job empowerment.
Dalam
bukunya Heizer dan Render (2005,P.504-505) Design kerja menetapkan tugas-tugas
yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi seseorang/sebuah kelompok.
Terdapat tujuh komponen
desain kerja, yaitu : Spesialisasi pekerjaan, ekspansi pekerjaan, komponen
psikologis, tim yang mandiri, motivasi dan sistem insentif,ergonomi dan metode
kerja serta tempat kerja yang visual.
·
Job specialization (spesialisasi
pekerjaan) cenderung membawa hanya kemampuan manual karyawan untuk bekerja.
Smith menyarankan spesialisasi pekerjaan akan membantu mengurangi biaya tenaga
kerja montir yang memiliki banyak keahlian yang dapat dicapai dengan beberapa
cara : pengembangan keterampilan, lebih sedikit waktu yang terbuang dan
pengembangan perkakas yang khusus.
·
Job expansion (ekspansi pekerjaan) pada
tahun-tahun terakhir ini,terdapat usaha untuk meningkatkan kualitas lingkungan
kerja dengan beralih dari spesialisasi tenaga kerja menuju desain kerja yang
lebih bervariasi yang didorong oleh teori bahwa variasi akan membuat pekerjaan
menjadi lebih baik.
·
Job enlargement (pemekaran) yang
terjadi disaat tugas yang ditambahkan membutuhkan keahlian yang sama pada pekerjaan
yang ada sekarang.
·
Job enrichment (pengayaan) yang
menambahkan perencanaan dan pengendalian pekerjaan. Contoh dengan memberikan
tanggung jawab untuk memesan dan juga menjual produk mereka pada seorang karyawan penjualan di department store.
·
Job rotation merupakan sebuah versi
pemekaran pekerjaan yang terjadi disaat karyawan diperbolehkan untuk berpindah
dari satu pekerjaan yang khusus ke pekerjaan khusus lainnya.
·
Job empowerment (pemberdayaan)
merupakan praktik dalam memperkaya pekerjaan, sehingga karyawan menerima
tanggung jawab untuk beragam keputusan yang biasanya dikaitkan dengan staf
ahli.
Menurut
Sunarto (2005)
“Desain pekerjaan adalah
spesifikasi isi, metode dan hubungan berbagai pekerjaan secara individu
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan pribadi pemegang perusahaan secara individu
maupun tim.”http://digilib.unila.ac.id/725/11/BAB%20II.pdf
Menurut Haming dan
Nurnajamuddin (2007) “Desain pekerjaan berhubungan dengan penentuan spesifikasi
tugas-tugas yang terkandung dalam pekerjaan yang dilaksanakan seorang tenaga
kerja, baik untuk pekerjaan fisik penuh ataupun dengan mempergunakan mesin atau
peralatan lainnya.” http://digilib.unila.ac.id/725/11/BAB%20II.pdf
Menurut Handoko (2008) “Desain
pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau
kelompok karyawan secara organisasional.http://digilib.unila.ac.id/725/11/BAB%20II.pdf.Tujuannya
adalah untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan organisasi, teknologi, dan keperilakuan.”
Selain itu Simamora (2004) “Mengatakan
desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan,
metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, dan bagaimana
pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya di dalam organisasi.”http://digilib.unila.ac.id/725/11/BAB%20II.pdf
Berbagai pendapat mengenai design pekerjaan dalam
bukunya Heizer dan Render (2005,P.504-505) Design merupakan kegiatan menetapkan
tugas pekerja dalam suatu pekerjaan seseorang. Disisi lain Sunarto (2005) menyatakan
Desain pekerjaan adalah spesifikasi berbagai pekerjaan secara individu demi
memenuhi kebutuhan pemegang perusahaan secara individu maupun kelompok secara
pribadi. Menurut Handoko (2008) “Desain pekerjaan justru merupakan fungsi
penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau kelompok karyawan
secara organisasional.
Dari
berbagai definisi tersebut, kesimpulannya adalah Design pekerjaan merupakan penetapan-penetapan
tugas/pekerjaan untuk seorang pekerja baik dilakukan secara individu maupun kelompok
demi kepentingan pribadi sebuah organisasi.
7.5.Keterbatasan Perluasan Pekerjaan
Di dalam
bukunya Heizer dan Render (2005,P.509-510) mengatakan bahwa beberapa
keterbatasan desain kerja yang diperluas yaitu:
a) Biaya
investasi yang lebih tinggi
b) Perbedaan
individu
c) Tingkat
upah yang lebih tinggi
d) Jumlah
tenaga kerja yang lebih sedikit
e) Tingkat
kecelakaan yang meningkat
f) Teknologi
yang tersedia sekarang mungkin tidak mendukung adanya perluasan pekerjaan.
7.6.Standar dan Pengukuran Kerja
Menurut Heizer dan Render
(2005,P.534-535) Standar pekerja ditetapkan dengan empat cara diantaranya:
Ø Pengalaman
masa lalu
Ø Studi
waktu
Ø Standar
waktu yang telah ditentukan
Ø Pengambilan
sampel kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar